Mengenai Saya

Foto saya
Hai sobat-sobat terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Selamat bergabung dalam Blog Catatan Khotbah Kristen, Catatan Kesaksian Harian dan Catatan Sekolah Minggu. Kami juga mengundang Saudara/i untuk tergabung dalam Facebook Diberkati N Memberkati (Sebuah forum untuk kita saling berbagi berkat, kesaksian, pengalaman dalam Tuhan Yesus, menguatkan & dikuatkan satu sama lain, semua untuk kemuliaan-NYA). Tuhan Yesus Memberkati dan Mengasihi Saudara/i :) Bagi Saudara/i yang rindu untuk menghubungi kami, baik untuk memberikan kesaksian/ memerlukan dukungan Doa, silahkan e-mail ke: diberkatinmemberkati@gmail.com - (Jesus Christ is my All in All... He is Real... He Loves Us So Much.... Yohanes 14 : 6, Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya (Tuhan Yesus Kristus) tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal).

Rabu, 28 November 2012

Entering The Next Level - Khotbah Gembala, Pdt. Ir. Niko N.


Entering The Next Level! 


Saudara, waktu berjalan begitu cepat dimana sekarang sudah bulan November dan kita tahu sejak awal tahun Tuhan memberikan tema untuk tahun 2012 adalah: “Tahun 2012, tahun perkenanan Tuhan. Multiplikasi dan promosi terjadi karena perkenanan Tuhan. Mujizat masih ada!”

Tahun Ayin Gimel (5773 menurut kalender orang Yahudi) yang dimulai pada tgl 16 September 2012 sampai dengan 4 September 2013, Ayin berbicara tentang mata Tuhan dan mata kita. Mata Tuhan senantiasa tertuju kepada kita, Dia mau menuntun dan mengarahkan kita. Dia mau menasehati dan menegor kita. Itulah Tuhan kita! Karena itu saya katakan bahwa Tuhan Yesus baik! Sekarang tergantung kita, kalau saudara dan saya mau mengalami tuntunan dan arahan Tuhan; yang harus kita lakukan adalah: mata kita harus senantiasa tertuju kepada Dia!

Akhir-akhir ini tuntunan Tuhan yang kita terima melalui itu adalah bahwa kita sedang dibawa naik ke level yang lebih tinggi atau Entering The Next Level. Kalau kita mau mengikuti hal ini, maka kita akan dituntun bagaimana supaya naik ke level yang lebih tinggi dan kalau kita lakukan maka itulah yang disebut dengan: berkenan di hadapan Tuhan. Dan saya percaya perkenanan Tuhan turun atas Saudara berlimpah….limpah….limpah! Amin!

I. MENJADI SERUPA DENGAN GAMBAR YESUS

Mungkin ada yang bertanya, “Level itu maksimalnya dimana?” Apa target Tuhan buat saudara dan saya? Mungkin ada yang berkata, “Pak Niko setiap bulan berkata entering the next level atau naik ke level yang lebih tinggi, ini mau kemana?”

Roma 8:29–30, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”

Percayakah Saudara bahwa kita ini adalah orang-orang pilihan? Amin! Lihatlah betapa berharganya Saudara dan saya di mata Tuhan. Kita telah dipilih sejak kita berada di dalam kandungan ibu kita. Alkitab juga berkata bahwa kita dipilih sejak sebelum dunia dijadikan (Efesus 1 : 4). Saudara yang berada di tempat ini bukanlah kebetulan. Mungkin ada yang baru bertobat 3 bulan, 5 bulan bahkan ada yang sudah 50 tahun dan Saudara berada di tempat ini, itu bukanlah kebetulan! Itu karena Saudara termasuk orang-orang pilihan. Amin!

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara….. 

Saudara, kita ini sudah ditentukan dan targetnya, yaitu supaya kita menjadi serupa dengan gambaran Yesus. Sekarang ini kita sedang dibawa ke sana, tetapi bagaimana caranya?

Ayat 30 dari Roma 8 tadi berkata, “...Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”

Saudara pasti mendengar panggilan-Nya, mungkin ada yang baru dipanggil 3 bulan dan sebagainya tetapi yang penting Saudara mendengar panggilan-Nya. Kemudian yang dipanggil-Nya itu dibenarkan dan itu bukan karena perbuatan baik kita, melainkan karena iman kita kepada Tuhan Yesus. Dan yang dibenarkan itu juga dimuliakan-Nya. Apakah Saudara mau dimuliakan? Amin! Apakah Saudara tahu arti dimuliakan? Dimuliakan itu artinya diproses habis! Apakah Saudara masih mau dimuliakan kalau artinya sama dengan diproses habis? Kadang-kadang ketika di ibadah dikatakan, “Mari kita beri kemuliaan!”, lalu semua bertepuk-tangan dengan sukacita. Tetapi sesungguhnya arti dimuliakan itu adalah ‘diproses habis-habisan’ sampai Saudara dan saya menjadi serupa dengan gambar-Nya.

II. MAKNA GIMEL SEBAGAI PRIBADI KE-3, YAITU ROH KUDUS

Efesus 4:11–13, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,  13sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”

Ada 5 jawatan, yaitu rasul, nabi, penginjil, gembala dan guru yang semuanya diberikan untuk memperlengkapi dan membantu orang-orang kudus agar ayat 13 itu terjadi. Tadi dikatakan bahwa dimuliakan artinya diproses habis atau dengan kata lain Saudara dipaksa untuk ke arah sana. Kita telah dituntun Tuhan secara luar biasa melalui Ayin Gimel (73) tadi. Jadi Ayin (70)-nya berbicara tentang mata Tuhan dan mata kita sedangkan Gimel yang adalah angka 3 dalam bahasa Ibrani bentuk hurufnya seperti unta. Bulan yang lalu saya telah berbicara tentang unta ini, tetapi kali ini tentang Gimel yang adalah angka 3. Dalam bahasa Ibrani;
• Aleph sama dengan angka 1,
• Beth sama dengan angka 2, dan
• Gimel adalah angka 3,
jadi ketiganya berbicara tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Ayin Gimel sendiri berbicara tentang Allah Roh Kudus.

Bukankah pesan Tuhan yang Saudara sering dengar hari-hari ini adalah, “Roh Kudus sedang dicurahkan secara luar biasa!” Amin!  Ini adalah era kemuliaan dan yang Tuhan mau adalah hidup kita berkenan di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu mari kita semua meresponinya. Kalau sekarang Tuhan berkata bahwa ini adalah era kemuliaan Tuhan dimana Roh Kudus sedang dicurahkan, marilah kita meresponinya.  

Bagaimana kita meresponinya?

1. Unity
Doa Tuhan Yesus, “Bapa, Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, …..” (Yoh 17:22–23)

Pada waktu Roh Kudus dicurahkan seperti ini mari kita responi dengan hidup unity. Unity ini dimulai pertama-tama antara kita dengan Tuhan. Tetapi setelah itu adalah unity di antara keluarga. Keluarga harus unity! Gereja-gereja harus unity! Denominasi-denominasi harus unity!
Saya adalah salah satu orang yang Tuhan angkat atau dipakai untuk menyatukan gereja-gereja termasuk yang di Indonesia. Saya tidak perduli ketika tentunya tidak semua orang suka kepada saya. Meskipun dijelekkan dan dihabisi, bagi saya itu tidak masalah, karena yang penting hati saya berkata, “Mari kita unity!”  

2. Semakin Dalam Dengan Roh Kudus

Pada waktu Roh Kudus dicurahkan seperti sekarang ini, ada pesan Tuhan melalui Yehezkiel 47. Yehezkiel 40 – 48 ini berbicara tentang penglihatan tentang pemulihan atau tentang zaman baru. Disitu Yehezkiel diberikan penglihatan yang luar biasa oleh Tuhan.

Pada pasal 47, Yehezkiel sedang dibawa oleh ‘seseorang’ ke Bait Allah; dimana ada pintunya yang menghadap ke timur, lalu dari ambang pintu itu keluar air. ‘Orang’ itu memegang semacam tali untuk mengukur:

• Awalnya dia mengukur air itu mulai dari kluarnya air sampai 1000 hasta ke depan. Setelah itu dia menyuruh Yehezkiel untuk masuk ke dalam air itu. Ketika Yehezkiel masuk ternyata di sana airnya masih sepergelangan kaki dalamnya.
• Arus air itu memang deras dan orang itu kembali mengukur 1000 hasta lagi ke depan kemudian kembali menyuruh Yehezkiel masuk ke dalamnya. Ternyata airnya sekarang sudah selutut dalamnya.
• Lalu diukur kembali 1000 hasta ke depan, dan Yehezkiel kembali disuruh masuk ke dalamnya. Di sana airnya sudah mencapai sepinggang.
• Belum selesai sampai di sana, diukur lagi 1000 hasta ke depan, jadi jumlah panjang yang diukur sudah 4000 hasta dan ternyata di sana airnya sudah membuat Yehezkiel tenggelam dan dia tidak lagi bisa berjalan melainkan harus berenang.
Maknanya penglihatan ini adalah tentang level atau kedalaman kita dengan Roh Kudus:
  • Level Sepergelangan Kaki
Pertama-tama saya percaya ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan Roh Kudus ada di dalam Saudara, mungkin kedalaman Saudara dengan Roh Kudus itu masih sepergelangan kaki. Di level ini masih enak dimana Saudara masih bisa berjalan kemana-mana. Walaupun arusnya deras, Saudara tetap masih bisa bebas bergerak kemana saja.  Ini adalah ‘periode’ yang paling menyenangkan! Beberapa puluh tahun yang lalu ketika saya masih di full-gospel (FGBMFI), ada banyak sekali cerita kesaksian-kesaksian yang luar biasa dari orang-orang yang baru bertobat. Apa saja yang dia kerjakan selalu berhasil dan mereka senangnya bukan main. Lagu yang paling senang dinyanyikan ketika itu saya masih ingat, yaitu lagu “Aku diberkati….yang penting aku diberkati…., dst”.  Mengapa? Memang semua diberkati dan‘dimanja’ oleh Tuhan.  Tetapi kita tidak bisa selamanya berada dilevel nitu. Waktu terus bergerak maju dan sampailah kita ke level berikutnya.
  • Level Selutut
Di level ini mulai dirasakan agak berat karena arusnya deras, tetapi dia masih bisa berjalan bebas dan masih bernyanyi,“Aku diberkati….yang penting aku diberkati…”.  Dari sini masih akan terus bergerak ke depan karena memang sejak semula telah ditentukan untuk menjadi serupa dengan gambar-Nya sehingga harus masuk lebih dalam lagi. Lalu sampailah di level selanjutnya. 
  • Level Sepinggang
Di level ini mulai terasa berat sekali ketika mau berjalan bebas apalagi melawan arus karena memang arusnya deras. Saudara, disini banyak yang berusaha dengan memakai cara-cara yang lama, namun demikian banyak yang mengalami kerugian sehingga nyanyinya mulai berubah. Kalau tadi, “Aku diberkati…..”, sekarang menjadi, “Aku banyak rugi!...dulu diberkati!.” Ini karena banyak yang kurang mengerti. Di level yang dulu juga memiliki Roh Kudus tetapi masih bisa berjalan seenaknya atau sesukanya sendiri. Tetapi ketika mulai di level sepinggang ini dia baru mulai merasakan kesusahan. “Ko’ susah ya? Tadi saya mau berbuat ini, tapi sepertinya ada yang menahan…?.” Saya melihat waktu itu banyak yang keluar dari ‘sungai’ itu dan saya berdoa supaya tidak murtad ketika mereka keluar dari proses tersebut.  Namun saya mau beritahu Saudara bahwa saya banyak melihat ketika mereka keluar dari proses itu, justru mereka tambah ‘babak-belur.’ Itulah yang terjadi!
Mungkin sekarang Saudara ada yang sedang mengalami hal seperti itu dan Saudara tidak mengerti, mengapa ketika dulu baru bertobat diberkati luar biasa;  tetapi ketika semakin sungguh-sungguh malah jadi semakin susah. Kenapa? Karena memakai cara yang lama dan memakai pikirannya sendiri dan tidak memakai pikiran-Nya Kristus! Padahal arus itu adalah Roh Kudus yang sedang mengarahkan kita. Makanya saya sering berkata, “Banyak masuk menara doa” dan banyak bertanya kepada Tuhan. Tetapi proses itu belum selesai karena akan berlanjut ke level selanjutnya, yaitu sampai tenggelam sepenuhnya, namun di level ini saja sudah banyak yang mulai keluar karena tidak tahan diproses. 
  • Level Tenggelam
Ketika ditambah 1000 hasta lagi, maka kedalaman air membuat kita tenggelam dan hilang dari permukaan. Di sini sudah tidak bisa berjalan lagi, hanya bisa berenang. Kalau arus yang deras itu misalnya datang dari kiri sana, apakah kita akan berenang ke sisi kiri dan melawan arus? Tentu tidak! Saya katakan itu adalah orang bodoh yang berenang melawan arus. Yang benar kita harus berenang mengikuti alirannya dan itu artinya tidak sama dengan apa yang Saudara pikirkan. Pikiran kita tidak sama dengan pikiran Kristus. Itu kadang-kadang yang menyebabkan mengapa orang dibawa semakin tinggi justru semakin ‘struggle’ atau mengalami satu pergumulan yang berat, termasuk saya. Selama 4 bulan terakhir ini saya banyak mengalami seperti apa yang mungkin Saudara dengar. Misalnya, “Kenapa Pak Niko tiba-tiba sakit….?”, dsb. Saya sudah dicek oleh dokter secara menyeluruh dan tidak ditemukan satu penyakit pun, saya sehat wal’afiat. Tapi sepertinya sakit, mengapa? Karena memang maunya Tuhan untuk mendekatkan saya pada-Nya.

Saya mau bercerita kepada Saudara dan saya tidak malu untuk mengatakannya. Pada waktu saya diproses dimana sekarang boleh saya katakan bahwa saya sudah mencapai di atas 80% di level tenggelam dan mengerti apa yang Tuhan mau. Dulu yang tahu hanya istri saya, tetapi sekarng Saudara juga boleh tahu juga. Pada waktu diproses saya sempat berkata,“Tuhan, saya tidak kuat…..saya tidak kuat, Tuhan. Angkat saya, Tuhan….angkat saya! Saya sudah tidak kuat!” Tahukah Saudara apa yang Tuhan Yesus katakan kepada saya? Tuhan Yesus berkata, “Niko, itu bukan hanya kamu, tetapi Aku juga pernah merasakan seperti itu. Kamu ingat waktu Aku di Taman Getsemani? Aku berkata, “Hati-Ku sedih, seperti mau mati rasanya.” Apakah Saudara juga pernah merasakan hal yang sama, yaitu sedih seperti mau mati rasanya? Mengapa Tuhan Yesus seperti itu? Karena Dia merasakan ditinggalkan oleh Bapa. Belum lagi pada waktu Tuhan Yesus berada di atas kayu salib, Tuhan Yesus berteriak, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” yang artinya, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Saya juga merasakan yang seperti itu dan setelah saya membaca di Alkitab, ternyata semua Jenderal-Nya Tuhan juga mengalami hal yang sama. Kalau dinamakan “Jenderal,” maka semua orang berpikir bahwa dia adalah orang yang gagah perkasa dengan pelayanan yang serba luar biasa. Itu tidak demikian! Karena semua Jenderal-Nya Tuhan akan mengalami apa yang juga Tuhan Yesus alami.

Dalam 2 Korintus 11:23–29, kita melihat apa yang Rasul Paulus alami:
Apakah mereka pelayan Kristus? - aku berkata seperti orang gila - aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?”

Kalau Saudara mendengar semua itu apakah Saudara masih mau terus? Amin! Apakah sebaliknya justru Saudara mau keluar? Saya sudah mengalaminya dan saya mau beritahu Saudara bahwa sepertinya ditinggalkan Tuhan, tetapi sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan. Bukankah Dia sudah berjanji bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak akan melebihi kekuatan kita. Kalau engkau sedang dicobai, justru Dia akan memberikan jalan keluar kepada kita supaya kita bisa mengatasi pencobaan itu (1 Kor 10:13).

3. Jalani Proses Tuhan Sampai Selesai

Yehezkiel 47:6, lalu ia berkata kepadaku: “Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.”

Tadinya  mereka  ada di dalam sungai dari kedalaman sepergelangan kaki sampai dengan tenggelam, sekarang Yehezkiel disuruh keluar dari  sungai  itu dan kembali ke pintunya Bait Allah dengan berjalan kaki. Dan pada waktu berjalan kaki itu yang dilihat adalah seperti tertulis dalam ayat 7 dan 12 sebagai berikut: “Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”

Jadi kalau kita baca dan renungkan ayat 7 dan 12 itu, maka ketika keluar dari sungai dengan kedalaman sampai tenggelam atau jarak 4000 hasta tadi, maka Saudara akan melihat apa yang kita baca tadi. Tetapi kalau Saudara keluar sebelum jarak 4000 hasta karena tidak tahan dengan proses padahal masih tersisa jarak 1000 hasta lagi atau kedalaman baru sepergelangan kaki, apakah Saudara akan melihat jenis-jenis pohon seperti yang di 4000 hasta tadi? Tentu tidak!

Berkat di 1000 hasta memang ada atau pohon yang di sana juga ada, tetapi mungkin masih yang kecil-kecil, tetapi tidak seperti yang 4000 hasta jaraknya. Sebaliknya kalau Saudara hanya sampai di jarak 2000 hasta dan Saudara keluar, apakah Saudara akan melihat pohon-pohon yang di belakangnya? Tentu tidak! Ini semua berbicara tentang berkat! Saudara hanya bisa melihat berkat yang ada di depan ini saja. Mungkin di situ Saudara sudah berkata bahwa berkat yang di 1000 atau 2000 hasta itu luar biasa, tetapi Saudara tidak bisa melihat berkat yang ada dibelakangnya.

Sekarang yang jarak 3000 hasta, apakah bisa melihat berkat yng 1000 hasta dibelakang? Tidak bisa melihat! Saudara mungkin akan berkata, “Luar biasa ya berkat yang 3000 hasta….luar biasa ya!”, itu pun kalau Saudara keluar dengan baik-baik, sebab kalau Saudara keluar tidak dengan baik-baik justru bisa ‘babak-belur’. Saudara mungkin sudah merasa cukup puas dengan berkat  di  3000  hasta,  padahal  Tuhan  sudah  menyiapkan berkat di 4000 hasta di mana pohon-pohon di sana daunnya pun menjadi obat!

Mungkin ada yang membutuhkan kesembuhan dan mujizat hari-hari ini. Mungkin ada yang membutuhkan kesembuhan dalam bidang fisik, mental, jiwa, ekonomi, dan sebagainya. Semua sudah Tuhan siapkan di tempatnya yaitu di tempat yang dalam bersama Roh Kudus. Begitu Saudara terus berjalan dalam proses, maka semuanya sudah lengkap Tuhan sediakan. Tetapi kalau Saudara hanya sampai 1000 hasta dan belum lengkap prosesnya maka Saudara belum melihat apa-apa, padahal Tuhan siapkan berkat yang seutuhnya buat Saudara. Haleluya!

Kadang-kadang orang melihat berkat itu hanya berupa materi atau uang, padahal itu terlalu kecil bila disamakan demikian. Kalau Tuhan sudah menyiapkan berkat seutuhnya, itu benar-benar berkat secara lahir dan batin. Kadang-kadang kita cuma puas dengan berkat yang ada di 1000 hasta saja, tetapi itu tidak bisa karena Saudara sudah dipilih sejak semula dimana Saudara akan dipaksa untuk sampai selesai ke sana. Daripada ‘babak-belur’ dan kalau memang merasa tidak kuat, lebih baik  berkata  seperti  saya  saja, “Tuhan, saya tidak kuat Tuhan!”, namun jangan sampai keterusan berkata supaya diangkat saja seperti yang saya katakan. Tapi katakan saja kepada Tuhan kalau memang tidak kuat, karena Tuhan akan membelai kita dan menghibur kita serta berkata, “Sudahlah, pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa yang tidak akan melebihi kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Aku akan memberikan jalan keluar supaya kamu sanggup menahannya.” Amin!

III. ROH KUDUS MEMBAWA KEHIDUPAN, BUKAN KEMATIAN

 Yehezkiel 47:8–11, Ia berkata kepadaku: “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak. Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.”

Air  kehidupan  yang  keluar  dari  ambang  Bait Allah itu berbicara tentang Roh Kudus dan Roh Kudus selalu memberikan kehidupan. Firman Tuhan berkata bahwa, “...sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas, maka padang gurun yang gersang akan menjadi kebun buah-buahan….”(Yesaya 32:15).

Saudara yang dikasihi Tuhan, selalu ada kehidupan di dalam Roh Kudus. Ketika ada Roh Kudus, maka:
• dalam bisnis Saudara ada kehidupan,
• dalam keluarga ada kehidupan,
• dalam hubungan sehari-hari, dengan teman-teman Saudara juga ada kehidupan.

Jadi kalau ada hubungan dengan orang lain yang membawa kematian, itu perlu dipertanyakan kemana Roh Kudus yang di dalam Saudara itu? Sebab Tuhan sudah berjanji bahwa kalau Roh Kudus ada di dalam kita dengan berlimpah-limpah, maka itu akan membawa kehidupan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Dikatakan  dalam  ayat  tadi  bahwa  air  itu mengalir ke air yang asin yang tidak ada kehidupan di dalamnya, tetapi begitu air yang asin itu menjadi tawar maka ikan-ikan akan berkeriapan. Ikan-ikan yang tadinya tidak bisa hidup di sana akhirnya jadi bisa hidup.

Dan yang luar biasa didalam Yehezkiel 47:11 dikatakan, “….Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.”

Jadi  sudah  dipilih  oleh  Tuhan,  kalau  air  yang kira-kira untuk memberikan berkat berupa ikan, maka airnya menjadi tawar. Tetapi kalau Tuhan mau memberkati orang itu ‘berjualan’ garam, airnya akan  tetap asin! Inilah yang hari-hari ini disebut dengan mujizat yang kreatif, yaitu dari yang tidak ada menjadi ada.
Saudara  yang  dikasihi  Tuhan,  kita  semua  sedang  dibawa  untuk  ‘entering  the  next level.’  Ada 2 alasan mengapa Tuhan membawa kita naik level, yaitu 
  • Sebab penuaian 1 milyar jiwa tidak mungkin terjadi sebelum kita dibawa ‘entering the next level.’
  • Sebab Tuhan Yesus akan segera datang untuk kali yang kedua dan kita harus didapati dalam keadaan tidak bercacat dan tidak bercela.
Karena itu saya ingin bertanya sekali lagi, apakah Saudara siap untuk masuk ke level yang lebih tinggi lagi? Tuhan akan paksa kita untuk naik ke level yang lebih tinggi. Dan saya berdoa agar tidak seorang pun yang merasa dipaksa,  tetapi biarlah  Saudara  berkata, “Tuhan, sekarang saya mengerti dan saya akan ikuti. Apa pun resikonya, saya harus bayar harga!” Tidak  ada  yang  tidak  bayar harga atau gratis. Gratis itu hanya pada waktu Saudara diselamatkan, yaitu ketika Saudara percaya dan mempunyai iman kepada Tuhan Yesus, tetapi setelah itu semuanya harus bayar harga. Amin!
Ingatlah, jangan melarikan diri dari ‘proses’ seperti tadi. Kalau Saudara keluar, Saudara akan  ‘babak-belur.’  Walaupun  Saudara   keluar, bukankah suatu hari pasti masuk kembali karena belum selesai prosesnya untuk menjadi serupa dengan gambar-Nya? Asalkan Saudara tidak  menjadi  murtad  dan  saya  berdoa  supaya jangan ada yang menjadi murtad. Ketika Saudara masuk kembali dalam proses, ikuti saja alirannya meskipun nampaknya susah. Saya berdoa agar setiap Saudara yang sedang naik level, semuanya dinyatakan lulus ‘Summa Cum Laude.’  Amin!

Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko NjotorahardjoMinggu – 4 November 2012 di Senayan.Khotbah selengkapnya dapat Anda dengar di kaset khotbah yang tersedia di counter kaset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar