Seni Menjaga Hati dan Karakter Ilahi
Hidup kita harus dibangun di atas Karakter Kristus, bukan pengurapan, atau karunia.
Kerohanian itu karakter, karakter berkaitan dengan menjaga hati.
Buat apa kalau puasa tapi mengacungkan kepentingan kita sendiri? Hati kita tidak berdamai?
Mari kita lihat kehidupan Eleazar.
Tuhan memandang karakter di atas segalanya.
Bilangan 20:22-28, "Setelah mereka berangkat dari Kadesh, sampailah segenap umat Israel ke gunung Hor. Lalu berkatalah TUHAN kepada Musa dan Harun dekat gunung Hor, di perbatasan tanah Edom: "Harus akan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya, sebab ia tidak akan masuk ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel, karena kamu berdua telah mendurhaka kepada titah-Ku dekat mata air Meriba. Panggillah Harun dan Eleazar, anaknya, dan bawalah mereka naik ke gunung Hor; tanggalkanlah pakaian Harun dan kenakanlah itu kepada Eleazar, anaknya, kemudian Harun akan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya dan mati di sana. Lalu Musa melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN. Mereka naik ke gunung Hor sedang segenap umat itu memandangnya. Musa menanggalkan pakaian Harun dan mengenakannya kepada Eleazar, anaknya. Lalu matilah Harun di puncak gunung itu, kemudian Musa dengan Eleazar turun dari gunung itu."
Eleazar adalah anak ketiganya Harun, Harun adalah pamannya Musa, hari itu (ayat 25) adalah hari istimewa dari Eleazar, hari khusus dimana ia akan menerima pakaian kebesaran Harun ayahnya, namun di hari yang sama juga TUHAN katakan akan memanggil ayahnya pulang. Hari dimana ia harusnya bersukaria, hari yang telah dinantikan. Eleazar selama ini hidup dalam bayangan, tapi dengan semua yang ia alami, tidak sedikitpun ada keluar kata keluhan dari Eleazar.
Manusia selalu tidak mau dinomorduakan dalam karakter aslinya, tapi Eliazar tidak.
Jangan bangun hidupmu, pernikahanmu, pekerjaanmu, karirmu tanpa didasari oleh Karakter Tuhan !
Ayat 27-28, belum Eliazar menikmati pelantikannya, Harun ayahnya berpulang dan mereka turun gunung menjalani tugasnya.
Keluhkan kewajibanmu bukan hakmu, pikul Salib.
Warisan rohani yang harus ditinggalkan untuk anak-anak, pembentukan karakter, bukan dimanja dengan fasilitas kemudahan.
Yusuf dijual oleh kakak-kakaknya sebagai budak, tanpa sempat berpamitan dengan ayahnya, sebagai budak ia membangun karakternya, hingga menjadi pemimpin Mesir, di masa kelimpahan ia berinvestasi, menghimpun untuk masa sulit, bukan hambur-hambur.
Character always win in the end.
Bukan orang yang berkarunia yang berhasil di dunia ini, tapi orang yang punya kesungguhan dalam karakter.
Amsal 4:23, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
Jadi terpancar kehidupan ini bukan sekedar dari terima pengurapan, tapi jaga hati kuncinya.
Mazmur 37:37, "Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan"
Tulus, jujur, akan ada masa depan.
Orang-orang yang kecewa sama Tuhan dan orang-orang yang meniru orang lain yang mengecewakan Tuhan, ini sama buruknya.
Kedua kakak Eleazar hidup tidak baik, tapi Eleazar koq bisa ya tidak meniru dan tidak menjadi kepahitan dan kecewa sama Tuhan Yesus.
Kalau mau diangkat Tuhan, buktikan dirimu layak dipercaya Tuhan.
Filipi 4:8-9, "Jadi akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu."
Harun kepahitan dengan Musa, tapi Eleazar bisa turun gunung dan bekerja sama dengan Musa tanpa kepahitan.
Jaga hati, jangan biarkan kepahitan masuk.
Musa di waktu akan meninggal, ia memilih Yosua bukan Eleazar, tapi Elazar tetap menjaga hatinya.
Jaga hati itu jangan karena pamrih, minta, ingin, merasa berhak menerima balasan suatu hari nanti, tapi Jaga hati itu karena mengasihi Tuhan.
Eliazar begitu selfless, tidak mementingkan dirinya sendiri.
Yosua 24:29-31, "Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun. Lalu ia dikuburkan di daerah milik pusakanya, di Timnat-Serah yang di pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas. Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel."
Yosua bisa berhasil, didukung oleh Eleazar sebagai Imam, tapi nama Eleazar tidak disebutkan sama sekali, hanya disebutkan "para tua-tua", Yosua meninggal lebih dulu dari Eliazar.
Maka Alkitab berkata bukan orang gagah perkasa yang menguasai kota, tapi orang sabar.
Kemuliaan Raja itu menyimpan rahasia, jangan membocorkan rahasia orang lain.
Siapa diri kita sesungguhnya ketika tidak ada seorangpun melihat kita kecuali Tuhan.
Yosua 24:33, "Juga Eleazar bin Harun mati, dan dia dikuburkan di bukit yang diberikan kepada Pinehas, anaknya itu, di pegunungan Efraim."
Baca : Yehezkiel 43:18-27
Eliazar Papanya jaga Hati, pelihara iman, tidak suka gosip, mari kita lihat keturunannya:
1. Pinehas melakukan dan menjadi orang yang besar dikenan Tuhan, jangan bilang panggilanmu kecil, tidak bisa menyanyi, dll, lakukan bagianmu, dengan Hati.
2. Zadok, yang membantu Daud, ia membawa perubahan melalui pengaruh Rohaninya, mendukung keberhasilan Daud (ayat 19, "berikanlah kepada imam-imam orang Lewi dari keturunan Zadok seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa, sebab merekalah yang boleh mendekat kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian, demikianlah firman Tuhan ALLAH.")
Waktu Daud mati, siapa yang mengurapi Salomo jadi Raja? Keturunannya Eliazar.
Lihat ke depan, peperangan kita bukan hanya sekarang, taburlah yang benar untuk tuaian anda.
Yehezkiel 43:18-19
Zadok, keturunannyalah yang boleh mendekat kepada Tuhan untuk menyelenggarakan kebaktian, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Anda mungkin sekarang biasa, tapi semakin kepada keturunan anda semakin bernilai, karena dimulai dari fondasi Jaga Hati, sesuai Firman Allah.
Bangun kebudayaan dalam kerja dengan Karakter, integritas, kejujuran, melayani.
Kepercayaan tidak bisa dijual, kepercayaan adalah modal, orang pintar banyak, tapi orang yang dipercaya hampir tidak ada.
Tuhan Yesus Memberkati.
Khotbah Minggu, 31 Mei 2015
GBI Baranangsiang
Tuhan Yesus Memberkati.
Khotbah Minggu, 31 Mei 2015
GBI Baranangsiang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar