Kita perlu memiliki prinsip-prinsip keuangan yang benar, sehingga dapat tahu untuk memposisikan diri kita dalam bersikap dan mengambil keputusan.
Tuhan Yesus dengan keMahakuasaan-Nya yang Besar tidak dapat dibandingkan dengan apapun, tapi suatu ketika ada pernyataan Tuhan di Alkitab yang mengejutkan, bahwa kamu tidak dapat mengabdi kepada 2 tuan, Tuhan dan Mamon (uang).
Matius 6:24, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Untuk itu kita harus belajar Prinsip Alkitab, untuk kita menjadi Hamba Kristus bukan hamba uang.
Definisi uang dapat berbagai macam:
- Someone: a paper with value because you believe it does (secarik kertas yang memiliki nilai, karena kertas itu dipercaya ada nilainya)
- Ibu Onna: secarik kertas dengan angka tertentu di dalamnya yang akan menegaskan nilai apakah yang kita anut; dari uang kita dapat menilai seseorang menganut nilai apa (karena uang saudara kandung berani saling melukai, maka kita tahu nilai apa yang dianut orang tersebut).
Uang harus berada dalam penguasaan kita, bukan kita yang berada dalam penguasaan uang.
Fungsi uang dalam 2 sisi yang bertolak belakang :
- Alat bantu yang harus ada dalam hidup kita, untuk membantu kita menakar kehidupan kita, apakah kita sudah berjalan sesuai prinsip-prinsip/ nilai-nilai kebenaran, adakah keseimbangan dalam hidup kita.
- Alat pemuas keinginan diri sendiri dan keegoisan
Kalau uang berfungsi dengan cara yang baik dalam hidup kita, kita akan berhenti berpikir tentang diri sendiri terus, dan tidak akan hanya memuaskan kepentingan diri sendiri saja, tapi melalui uang kita dapat memberikan warisan, investasi untuk memberkati orang lain yang akan mengubah kehidupan mereka.
3 Prinsip Keuangan yang diberkati :
1. Merubah paradigma, Memiliki banyak uang tidak menentukan kebahagiaan; kebahagiaan kita sangat dipengaruhi dari berapa banyak kita memberi untuk orang lain (To be, not To have)
Apa yang dipercaya kebanyakan orang :
"Jika saya punya uang lebih banyak, pasti saya akan lebih bahagia"
Apa kata Alkitab:
Pengkhotbah 5:9-10, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia."
Punya uang lebih banyak, bisa beli apa saja, raih apa saja, pergi kemana saja, tapi tidak bisa menjamin kepuasan yang dari dalam hatimu, anda tidak akan pernah puas.
Seorang penulis buku berkata : "To Have or To Be", Ia menjelaskan bahwa ada 2 modus manusia, yaitu :
- To Have : saya akan bahagia kalau saya memiliki sesuatu
- Tetapi orang yang sudah biasa banyak belajar tentang kehidupan banyak memahami "To Be" : saya akan bahagia kalau saya bisa berbagi dan menyatakan kemurahan bagi orang lain (kehidupan berbagi) ketika orang lain merasa bahagia, kita berada dalam posisi To Be yang memberi makna bagi orang lain.
Uang tidak untuk diburu, uang itu akan mengikuti KUALITAS, KETEKUNAN, KEULETAN, KEGIGIHAN KITA DALAM MENGIKUTI PROSES KEHIDUPAN.
Orang yang terus memburu uang akan sampai pada titik kehampaan.
2. Jangan menjadi hamba uang, kita dipanggil untuk menjadi penata uang, bukan hamba uang
Alkitab memanggil kita sebagai "penatalayanan", yaitu orang yang menata, memutuskan, mengatur keuangan untuk dipakai bagi tujuan yang Tuhan kehendaki.
Sebuah Universitas mengadakan survey tentang uang pada orang-orang yang mampu dan kurang mampu :
- Sekali anda mencapai tingkatan tertentu untuk cukup dan bahagia, memiliki lebih banyak uang tidak memiliki kontribusi apapun untuk bahagia
- Orang yang berpenghasilan di atas rata-rata, menemukan kebahagiaan dalam pengalaman berbagi dengan orang lain.
Alkitab berkata, "Terlebih bahagia orang yang memberi daripada menerima"
Jangan jadi hamba uang, kita tidak didesain menjadi hamba, tapi kita didesain menjadi orang yang menata.
Ibrani 13:5-6, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
Darimana kita tahu kita hamba uang atau bukan?
- Apakah kita menghargai kata "cukup" atau tidak?
- Hedonisme (mencintai kemewahan)
- Tidak menghargai kata "prihatin" (mewah itu inti, prihatin itu keterpurukan) padahal Alkitab bilang untuk cukup = hidup prihatin, tidak bermewah-mewah
- Materialisme (orientasi pada kebendaan) padahal kita datang dan meninggalkan bumi tidak membawa apa-apa
Saat kita bilang sudah "cukup", kelebihan itu bisa diberi untuk orang lain.
Dengan kata "cukup", anda dan saya tidak akan dikuasai ketakutan dari dalam, dan kita bisa menikmati kehidupan, karena Tuhan sekali-kali tidak akan meninggalkan kita kalau kita berani untuk menghargai kata "cukup"
Tuhan adalah Gembalaku, aku tidak akan kekurangan, yang lainnya aku tidak mau. Asal Tuhan berjalan di depan kita, Tuhan itu Penolongku, aku tidak akan takut.
Alkitab mengajar kita kata "Cukup", supaya kita tidak menjadi tamak, ketamakan akan mengarahkan kita kepada celaka dalam hidup.
Filipi 4:11-13, "Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Waktu Paulus tulis ini, ia sedang tidak dalam posisi kekurangan, tapi ia mencukupkan dirinya, dulu Tuhan izinkan ia berada dalam posisi kekurangan, kelaparan, tapi ternyata yang terpenting adalah menghargai kata cukup.
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia :
- Dalam kekurangan, tetap jadi pribadi yang kuat dalam Tuhan (tidak mempermalukan Tuhan dengan mencuri misalnya)
- Dalam kelimpahan, kita tetap jadi pribadi yang kuat kokoh karena Tuhan (tidak jatuh dalam kehancuran karena uang, ketamakan)
Dengan menghargai kata cukup, Saudara dan saya tidak akan gugur karena realita-realita kehidupan, baik pada waktu kekurangan maupun waktu kelimpahan.
3. Bikin baik saja, jangan pernah mengatur Tuhan dalam membalas kita
"Anda tidak akan bisa menikmati satu hari yang sempurna-perfect, tanpa anda melakukan sesuatu untuk orang yang tidak dapat membalasnya untuk anda"
Kita telah biasa berpikir dengan konsep mental cari untung, kalau saya kasih dia sekian, dia bisa balas apa untuk kita?
Padahal, ada sebuah kepuasan dan kebahagian dalam level tertentu ketika kita membuat kebaikan pada orang yang tidak dapat balas kepada kita.
Kalau mau tolong orang tolong aja, kalau mau lempar senyum, senyum aja, ga usah harapkan orang balas dengan ekspektasi kita yang berlebihan.
Matius 6:2-4, "Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Sedekah = ekspresi murah hati dengan cara memberi kepada orang miskin, orang kecil, orang kekurangan, tanpa mengharapkan balasan.
Reward (Balasan) itu KEDAULATAN TUHAN, kalau mau bikin baik buat aja, jangan harapkan balasan dari orang.
Konsep yang berpikir kalau memberi harus ada reward/balasan, itu berarti mengatur Tuhan, berarti kita hamba uang. Tuhan kita tahu koq memberkati kita, memiutangi Tuhan ketika kita memperhatikan orang lain, tahu membalas kita dalam kedaulatan Tuhan, tapi bagian kita adalah miliki konsep yang benar.
Kesimpulan Penutup:
3 Prinsip Keuangan yang Diberkati :
- Merubah paradigma, Memiliki banyak tidak menentukan kebahagiaan, kebahagiaan kita sangat dipengaruhi dari berapa banyak kita memberi untuk orang lain (To be, bukan To have)
- Jangan jadi hamba uang, kita dipanggil untuk menata uang, bukan hamba
- Bikin baik saja, jangan pernah mengatur Tuhan dalam membalasnya, itu kedaulatan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati.
Khotbah Minggu, 18 Agustus 2013
GBI Baranangsiang, Sukawarna, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar